5 Aplikasi Produktivitas

Pernah mengalami deadline tugas menumpuk atau bahkan lupa kalau ada tugas yang harus dikumpulkan besok? Mungkin bingung menentukan tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu? Atau saat fokus belajar ada notifikasi dari media sosial? 

Kini teknologi digital sudah menjadi bagian rutinitas kita. Smartphone, terutama dengan akses internet yang mumpuni mampu memberikan kita banyak kemudahan dan juga tantangan. Kita bisa mengakses berbagai informasi dengan mudah, berkomunikasi, dan hiburan. 

Namun, terkadang smartphone menjadi tantangan bagi kita dalam menyelesaikan tugas atau aktivitas lainnya. Kita harus bijak dalam mengelola penggunaannya. Jadikan smartphone sebagai 'senjata' untuk meningkatkan produktivitas belajar kalian. Ini 5 aplikasi favorit saya dalam meningkatkan produktivitas belajar!

#1 Google Calendar

Kalian pasti sudah sering mendengar Google Calendar, kan? Aplikasi ini merupakan pilihan pertama saya untuk manajemen waktu belajar dan aktivitas lainnya. 

Kita bisa memberikan label warna pada kelompok kegiatan, misalnya saya memberikan label warna hijau untuk universitas, biru untuk belajar mandiri, oranye untuk event lainnya, dan merah untuk deadline. Jadi, kita lebih mudah melihat kegiatan harian, mingguan, bahkan bulanan. 

Google Calendar juga memiliki fitur notifikasi, sehingga kita tidak melupakan jadwal tertentu. Kita juga dapat menyisipkan link untuk kelas atau rapat daring. Karena sekarang banyak sekali kegiatan daring, fitur ini sangat bermanfaat. 

Selain itu, aplikasi Google Calendar dapat terhubung pada iOS, MacOs, Windows, dan Android. Jadi, kalau kalian menggunakan sistem operasi (operating system) yang berbeda-beda, tidak perlu khawatir, kalian bisa sinkron semua data Google Calendar bahkan dari berbagai sistem operasi dan beberapa akun yang berbeda juga. 

Oh ya, kalau kalian tidak ingin menggunakan Google Calendar, alternatif aplikasi dapat menggunakan Fantastical atau Any.do. 

#2 To-do-ist: To-Do Lists and Tasks

Walaupun sudah menggunakan Google Calendar, kita tentunya membutuhkan list tugas atau to-do lists untuk jadwal lebih detail. Aplikasi To-do-ist memungkinkan kita menuliskan to-do-list hari ini, besok, minggu depan, bahkan bulan depan. Tanggalnya bisa disesuaikan. 

Mengapa membuat to-do lists penting? Berdasarkan pengalaman saya, menggunakan to-do lists membuat saya lebih fokus pada prioritas yang harus diselesaikan setiap hari dan track hal yang sudah atau belum diselesaikan. Google Calendar memberikan kita tampilan umum tentang aktivitas kita, sedangkan To-do-ist membantu kita untuk tracking apa yang harus kita lakukan setiap harinya.

Seperti Google Calendar, To-do-ist juga dapat digunakan pada berbagai sistem operasi. Sifatnya juga interconnected, artinya kalian bisa mengakses data pada lebih dari satu gadget, selama kalian menggunakan email yang sama.  

Bagaimana cara menentukan hal yang dimasukkan ke daftar To-do-ist?  

Pertama, penting bagi kita untuk memahami prioritas yang harus dilaksanakan dan juga batas kemampuan kita. 

Kedua, pastikan tidak semua hal yang akan kalian lakukan dimasukkan ke dalam To-do-ist, seperti makan, mandi, dan kebutuhan dasar lainnya. Tapi, hal esensial lain di luar kebutuhan dasar. Misalnya, harus belanja bulanan, menulis esai tugas sekolah, belajar mandiri 30 menit, dan sebagainya. Tuliskan tugas, bukan goals, ya!  

Ketiga, apabila memungkinkan, batasi hanya 3-5 tugas harian atau tugas lainnya. Karena semakin banyak tugas yang kalian tuliskan akan membuat kalian merasa kewalahan bahkan sebelum mulai mengerjakan satu tugas sekalipun. 

Apabila kalian tidak mau menggunakan aplikasi To-do-ist, kalian bisa menggunakan aplikasi lain, seperti Microsoft To Do atau Any.do. Kalian juga bisa menuliskannya pada kertas atau buku catatan jika tidak ingin menggunakan smartphone.

#3 Google Drive

Di era digital ini, banyak sekali file yang harus kita simpan secara digital. Misalnya, buku digital (e-book), PPT slides, esai, catatan digital, dan dokumen lainnya. 

Kita bisa menyimpannya di storage smartphone atau laptop dan hardisk external atau flashdisk. Namun, umumnya kapasitas pada laptop dan smartphone terbatas, dan tidak fleksibel untuk mobilitas. Saat kita menyimpan di laptop dan ingin membuka di smartphone, kita perlu mengirimkan file terlebih dahulu dari satu device ke device lain. 

Sedangkan hardisk external atau flashdisk, umumnya membutuhkan alat tambahan agar bisa terkoneksi dengan smartphone. Selain itu juga rentan terhadap virus ketika berpindah antar device. Oleh karena itu, kita membutuhkan cloud storage, misalnya Google Drive.

Google Drive dapat menjadi satu solusi penyimpanan file kita. Walaupun untuk paket gratis terbatas 15GB, kita bisa upgrade paket per bulan atau per tahun, hingga kapasitas 2TB. 

File ini dapat kita akses dari berbagai devices dan sistem yang kita miliki. Untuk mahasiswa yang memiliki akun gmail dari universitas, bisa mendapatkan unlimited storage di Google Drive gratis. 

Selain Google Drive, kalian juga bisa menggunakan OneDrive, iCloud, Dropbox, dan Amazon Cloud Drive.

#4 Pocket

Apakah kalian pernah menemukan artikel menarik, tapi tidak dapat membacanya pada saat itu juga? Mungkin kalian sedang mencari topik lain atau sedang banyak deadline. Pocket adalah aplikasi yang memungkinkan kita menyimpan artikel, website, dan video untuk dibaca atau ditonton nanti. 

Pocket tidak menyimpan keseluruhan tampilan artikel website, melainkan hanya akan menyimpan tulisan, video, dan gambar yang terkait artikel saja. Jadi, ketika kita membaca artikel yang sudah kita simpan di Pocket, tidak ada gangguan dari iklan atau tulisan lain di luar artikel tersebut. 

Aplikasi ini juga ada paket premium. Perbedaan premium dan gratis adalah pada paket premium kita bisa highlight kalimat yang penting tanpa batas, ketersediaan huruf premium, pencarian teks, dan penggunaan tags. 

Alternatif dari aplikasi Pocket adalah Instapaper. 


#5 Forest

Apakah kalian pernah mengalami ketika sedang fokus belajar atau mengerjakan tugas, tiba-tiba ada notifikasi sosial media di smartphone? Niat cuma buka beberapa menit, eh, akhirnya sampai sejam atau lebih. Itu tanda kalian memerlukan aplikasi Forest. 

Pada aplikasi ini, kalian dapat menentukan target durasi fokus ketika belajar, yaitu antara 15 menit hingga 2 jam. Setiap durasi yang dipilih akan mendapatkan sebuat semak atau pohon, yang tumbuh seiring waktu Forest kalian aktif. 

Apabila membuka aplikasi lain, selama aplikasi Forest sedang berjalan, akan ada peringatan untuk kembali fokus. Jika kalian tetap membuka aplikasi lain, maka pohon yang kalian tanam akan mati! 

Bagi saya ini cukup menarik. Karena saya berusaha untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya. Ketika melihat pohon-pohon itu tumbuh ada rasa bangga terhadap pencapaian tersebut, seperti self-reward

Aplikasi Forest juga memungkinkan kita untuk mengkategorikan kegiatan dengan label yang beragam, sehingga kita bisa melihat mayoritas aktivitas kita pada kategori apa. 

Selain Forest, kalian juga bisa menggunakan Be-Focused. Perbedaannya, Be-Focused umumnya digunakan sebagai aplikasi ketika kalian menerapkan teknik Pomodoro ketika belajar.


Revised on Aug 5, 2022

Post a Comment

0 Comments