5 Tips Atasi Kecemasan Ujian

Sudah menjelang akhir semester, nih. Siapa yang sering cemas menghadapi ujian atau tes? Bagi sebagian orang, menghadapi tes bukanlah hal yang mencemaskan. Namun, bagi sebagian lainnya, tes menjadi momok yang harus mereka hadapi. 

Terkadang, walaupun sudah mempersiapkannya dengan baik, cemas masih saja hadir. Bahkan ketika melaksanakan ujian, kita bisa melupakan semua yang telah kita pelajari. Tapi, seperti ujian lainnya dalam kehidupan, tes harus dihadapi. 

Gejala kecemasan dalam menghadapi tes berbeda-beda, misalnya sakit kepala, mual, detak jantung meningkat, baper, mudah marah, putus asa, dan sulit konsentrasi. Wah, harus diatasi, nih guys! Ini tips menghadapi kecemasan ujian berdasarkan pengalaman saya.

#1 Pahami Alasan Kecemasan

Kecemasan Ujian (Test Anxiety) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kurang persiapan, takut gagal atau memiliki kecenderungan perfeksionis, stress dalam menghadapi ujian, memiliki pengalaman tidak menyenangkan tentang tes, dan memiliki riwayat mengidap gangguan kecemasan. 

Apabila kecemasan hadir karena kurang persiapan, solusinya adalah mempersiapkan dengan lebih baik. Apabila karena pengalaman tidak menyenangkan, coba ingat pengalaman lain yang menyenangkan. Mungkin pengalaman kamu ketika mendapat nilai baik, prestasi yang diraih, atau ingat kembali tiap perasaan lega yang kamu rasakan setelah menyelesaikan ujian.

Berdasarkan pengalaman saya, kecemasan saya dalam menghadapi tes umumnya disebabkan oleh kecenderungan perfeksionis. Saya cenderung perfeksionis dalam melakukan banyak hal. Karena terkadang menganggap diri sendiri belum berusaha cukup baik ketika gagal. 

Misalnya, "coba saja saya kemarin belajar lebih baik", "mengapa tadi saya menjawab A bukan B", dan sebagainya. Penyesalan yang cukup mengganggu dan sulit dilupakan. 

Namun, beberapa tahun terakhir ini saya berusaha mengatasi hal tersebut, misalnya dengan lebih banyak bersyukur dan memberikan self-reward setiap meraih pencapaian, serta memaafkan diri ketika gagal. 

Menulis blog juga menjadi terapi yang saya manfaatkan untuk mengatasi sifat perfeksionis. Awalnya, saya bisa mengedit berulang-ulang tiap artikel karena merasa belum cukup bagus dan akhirnya tidak di post. Jadi, kita harus memahami terlebih dahulu alasannya, sebelum berusaha untuk mengatasinya.

#2 Belajar Lebih Cerdas dan Tekun

Persiapan menghadapi tes adalah esensial. Jadikan belajar menjadi suatu rutinitas, mungkin 1-2 jam per hari, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kemampuan, sehingga ketika akan menghadapi ujian kita sudah mempersiapkannya dari jauh hari, bukan SKS

Manajemen waktu dan pemilihan teknik belajar yang sesuai juga penting. Semua hal itu merupakan bagian dari persiapan kita dalam menghadapi ujian. Pada saat pembelajaran di kelas, baik daring maupun luring, usahakan untuk lebih fokus. 

Misalnya, dengan menyiapkan tempat yang minim gangguan ketika belajar, hanya peralatan penting yang ada di sekitar kita, serta menggunakan teknik belajar dan manajemen waktu yang tepat. Tips fokus belajar dalam pembelajaran daring bisa dibaca pada link berikut https://www.rianitapuspitasari.com/2021/04/sulit-fokus-selama-kelas-daring-yuk.html

Kita juga harus memanfaatkan fasilitas yang dimiliki dengan bijak, termasuk smartphone. Di era digital, smartphone bisa membantu kita belajar lebih baik ataupun menghambat belajar kita. 

Apakah kalian pernah mendapatkan notifikasi dari smartphone ketika sedang belajar dan akhirnya mengecek smartphone kalian beberapa menit hingga jam? Atau mungkin menonton drama korea seharian? Mungkin juga karena deadline tugas sangat dekat, melakukan plagiarisme dari website tertentu. 

Jadi, manfaatkan teknologi dengan cerdas ya, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kamu dalam belajar. Gunakan aplikasi yang bisa membantu produktivitas kamu ketika belajar. Batasi aplikasi yang mungkin mengganggu proses tersebut, setidaknya pada waktu tertentu. Cek link ini, ya! https://www.rianitapuspitasari.com/2021/04/5-aplikasi-produktivitas-belajar-favorit.html.

#3 Jaga Kesehatan dan Jangan Lupa Piknik

Dalam menjaga kesehatan, dapat dilakukan dengan menjaga pola makan dan tidur. Makan bergizi dan tidur cukup penting untuk mengontrol kecemasan. Istirahat itu penting! Walaupun kita harus belajar lebih cerdas dan tekun, tapi kelelahan akan mempengaruhi konsentrasi dan emosi kita. 

Semakin kita lelah dan menunda waktu istirahat, akan lebih lama waktu yang kita perlukan untuk pemulihan juga. Selain itu, olah raga yang cukup dan mengurangi konsumsi kafein juga diyakini dapat mengurangi kecemasan.  Bagi kalian yang mengkonsumsi kopi agar kuat begadang, mulai dikurangi, ya! Karena tidak baik untuk kesehatan. 

Selanjutnya, jangan lupa piknik, loh! Walaupun hanya berbincang dengan teman atau membaca buku kesukaan di taman. Piknik tidak selalu membutuhkan dana yang besar. Inti piknik adalah kalian memiliki waktu untuk rehat sejenak, menenangkan diri, charge energi yang mungkin menipis setelah banyak melakukan aktivitas. 

Tapi, jangan bablas. Piknik setiap hari misalnya. Kita juga harus cerdas dalam memilih aktivitas, kelelahan juga dapat muncul ketika kita melakukan sesuatu dengan alasan me time.

#4 Berlatih Relaksasi

Sebelum melaksanakan tes, selain dengan piknik, kita bisa melakukan relaksasi dengan self-talk atau menulis diary. Disana kita bisa mengeluarkan apa yang kita rasakan dan menjadi lebih tenang setelahnya. 

Itu juga menjadi cara saya untuk mengetahui apa yang menjadi alasan kecemasan yang saya rasakan atau mood lainnya. Kita juga dapat melakukan kegiatan spiritual, seperti beribadah dan berdoa untuk menenangkan diri. 

Sedangkan ketika kecemasan muncul pada saat pelaksanaan tes, saya biasanya menerapkan teknik relaksasi pernapasan. Ambil napas, tahan beberapa detik, dan hembuskan perlahan. 

Lakukan beberapa kali, hingga merasa lebih rileks. Apabila masih merasa cemas, jangan panik. Tetap usahakan tenang dengan mengambil napas dengan teknik tersebut. 

Bagi saya ini menjadi teknik yang ampuh. Jangan lupa berdoa juga, ya! Kalian juga bisa memejamkan mata sesaat sebelum mulai mengerjakan tes. Stay positive bahwa kita bisa menyelesaikan dan memberikan yang terbaik versi kita.

(dok. dreamstime.com)

#5 Kunjungi Ahli

Apabila kecemasan meningkat hingga mengganggu aktivitas harian dan kita tidak mampu mengatasinya, sebaiknya kunjungi ahli, misalnya psikolog atau jasa counselling lain. 

Walaupun mungkin bagi kita untuk bercerita dengan teman, orang tua, atau yang lain disekitar kita. Tapi, adakalanya kita juga perlu mengunjungi ahli untuk mengatasi kecemasan tersebut. 

Jangan malu untuk mengunjungi ahli pada hal psikis. Ketika kita sakit fisik, kita tidak malu mengunjungi dokter kan? Ketika sakit flu dan tidak kunjung sembuh, kita akan mengunjungi dokter untuk konsultasi dan meminta obat. Mengapa ketika kecemasan tidak juga hilang, kita harus enggan mengunjugi psikolog?


REFERENSI

Anxiety & Depression Association of America. (-). Test Anxiety. Tersedia: https://adaa.org/living-with-anxiety/children/test-anxiety (Diakses: April 2021)

Loma Linda University, School of Medicine. (-). Test Anxiety Tips. Tersedia: https://medicine.llu.edu/academics/resources/test-anxiety-tips (Diakses: April 2021)

Revised on Aug 5, 2022

Post a Comment

0 Comments