Review Buku Play The Danish Way - Mengapa dan bagaimana masyarakat Denmark bermain?

Non-Fiksi, Parenting, Pendidikan | Iben Dissing Sandahl MPF | 2017 | Bentang Pustaka, Yogyakarta

Popularitas pendidikan Negara Nordik menjadi kian populer beberapa dekade terkini, antara lain Finlandia, Norwegia, dan Denmark.  Finlandia dikenal menjadi sistem pendidikan terbaik di dunia. Begitu pula tetangganya, Denmark, dikenal dengan kualitas pendidikan dan tingkat kebahagian masyarakatnya yang tinggi.

Denmark beberapa kali berhasil menempati posisi sebagai negara dengan masyarakat paling bahagia. Apa kunci kebahagiaan masyarakat Denmark? Kebudayaan bermain masyarakat Denmark ternyata menjadi salah satu kuncinya, loh!

Banyak artikel, video, dan buku yang mengemukakan budaya bermain masyarakat Denmark, antara lainnya adalah buku Play The Danish Way.

Urgensi Bermain Bebas dalam Play The Danish Way

Buku Play The Danish Way ditulis oleh Iben Dissing Sandahl MPF dan diterbitkan pertama kali pada Mei 2017 melalui Penerbit Ehrhorn Hummerston. Iben adalah pakar parenting, psikoterapis, konselor keluarga, dan juga guru. 

Iben meyakini bahwa bermain merupakan kunci kebahagiaan di Denmark. Masyarakat berbagai usia di Denmark gemar bermain, baik di dalam maupun di luar ruangan. Walaupun kegiatan bermain beragam, pada buku Play The Danish Way menekankan pada pentingnya bermain bebas.

Apa itu bermain bebas? Bermain bebas yaitu dimana individu atau kelompok mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan permainan, bukan hanya mengikuti pola, panduan, atau tujuan yang telah ditetapkan. 

Urgensi buku bermain bebas meningkat karena kini menurut Iben kegiatan bermain bebas mulai ditinggalkan. Banyak kegiatan bermain yang fokus terhadap pengukuran perkembangan aspek tertentu dalam diri individu. 

Permainan yang tidak memiliki hasil terukur dianggap kurang bermakna. Padahal sangat mungkin permainan yang tidak terukur hasilnya dapat memberikan hal positif bagi perkembangan individu, khususnya anak.

Cuma karena pelajaran yang dipetik oleh anak-anak dengan bermain belum tentu kelihatan dan terukur, bukan berarti mereka tidak belajar.


Bermain Bebas, Bukan Bebas Bermain

Play The Danish Way menekankan pada pentingnya bermain bebas bagi anak. Bermain bebas bukan berarti anak bebas bermain dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Namun, anak diberikan kebebasan untuk mengembangkan permainan yang ingin dimainkannya. Tujuan utama bermain bebas adalah kebahagiaan anak.

Misalnya, ketika sekarang terjadi pandemik COVID-19, bukan berarti anak bebas bermain di luar, tanpa masker, dan durasi sehari penuh dengan alasan agar anak bahagia atau tidak stress. Tapi, pada bermain bebas anak diberi kebebasan untuk mengembangkan kegiatan bermain sesuai ide mereka. 

Orang tua berperan dalam mengawasi anak, bukan menentukan arah permainan anak. Permain edukatif menjadi pola bermain yang diandalkan oleh orang tua atau pendidik. Tujuannya adalah memberikan stimulasi pada anak untuk memperoleh pengetahuan atau mengembangkan keterampilan tertentu. 

Apakah bermain terstruktur tersebut tidak baik untuk perkembangan anak? Menurut Iben, bermain terstruktur tepat diberikan apabila kita memiliki waktu bermain yang terbatas, sehingga kegiatan bermain tetap bermakna walaupun waktunya singkat atau terbatas. Namun, apabila kita memiliki waktu yang tidak relatif panjang, bermain bebas lebih dianjurkan untuk dilakukan.


Batasan Bermain Bebas

Bermain bebas ada batasannya? Yup, walaupun dinamai bermain bebas, bukan artinya bebas bermain sepenuhnya, seperti yang sebelumnya telah dituliskan.

Iben menyatakan bahwa karena bermain bebas esensial bagi perkembangan anak, orang dewasa harus konsisten dalam memberikan pengasuhan dan pendidikan terhadap anak. Konsistensi menjadi salah satu poin penting bagi orang dewasa selama mengawasi anak ketika mereka bermain bebas, sehingga mereka tidak melakukan hal yang tidak semestinya dilakukan atau berbahaya.

Tidak konsisten dapat dapat menciptakan ketidakseimbangan pada perkembangan anak. 

Anak-anak memerlukan lingkungan yang aman dan pola asuh yang konsisten, tetapi bukan berarti kita harus membiarkan mereka berkuasa dan membiarkan ego mereka berkembang ke taraf yang tidak sehat sampai-sampai mereka semaunya sendiri.

Selanjutnya adalah norma. Norma menjadi batasan. anak ketika bermain bebas. Karena anak merupakan bagian dari lingkungan masyarakat tertentu, hidup dan diharapkan berkontribusi di daerah tersebut setelah mereka dewasa. Anak-anak diharapkan memahami norma yang ada di lingkungan mereka.

Iben meyakini bahwa makna sesungguhnya bermain bebas hanya akan dirasakan apabila terkait dengan lingkungan keseharian anak.

Pengalaman anak berbeda-beda, bergantung pada negara, wilayah, atau kota.


Bermain Bebas Membuat Anak Berkembang Holistik

Kegiatan bermain bebas bermanfaat bagi perkembangan anak secara holistik. Anak dapat mengembangkan kreativitas, critical thinking, fisik, serta sosial-emosional.

Melalui kegiatan bermain bebas, anak dapat mengeksplorasi dirinya dan lingkungannya, sehingga mereka dapat memahami potensi diri dan potensi di luar diri mereka. Harapannya anak dapat berkontribusi tidak hanya pada perkembangan dirinya, melainkan lingkungan sekitarnya juga.

Bermain bebas memberikan kesempatan bagi anak untuk bermain sesuai minat dan batas kemampuannya. Kegiatan bermain bebas diharapkan mampu mengembangkan kemampuan anak mengenal batas kemampuannya. Hal ini penting agar anak mampu berkembang secara seimbang.  

Sama halnya dengan belajar yang berbeda-beda, perkembangan bermain anak juga berbeda-beda. Bermain bebas mengajarkan anak untuk tahu batasan diri mereka.

 

Bermain Bebas dan Hygge

Apakah kalian pernah mendengar istilah Hygge? Hygge (read: hue-guh) merupakan kata dari Bahasa Denmark yang sulit untuk diterjemahkan dalam satu atau dua kata untuk memahami makna sesungguhnya.

Hygge dapat dimaknai sebagai rasa nyaman dan aman. Dalam buku Play The Danish Way, Iben memaknai hygge sebagai suatu atmosfer keberasamaan, keakraban, dan ketentraman pada diri anak.

Pada kegiatan bermain bebas, Hygge merupakan komponen esensial. Anak bermain bebas dengan optimal pada atmosfer rasa nyaman dan aman, sebaliknya perasaan tersebut juga dapat muncul pada saat anak bermain bebas. Keduanya saling terikat.

Menurut Iben, untuk memunculkan hygge ketika anak bermain bebas, disarankan orang tua tidak terlibat langsung. Tapi, tetap berada di sekitar anak. Bagaimana maksudnya?

Keterlibatan orang tua seringkali memberikan terlalu banyak filter atau aturan selama anak bermain bebas. Hal ini dianggap dapat menghambat perkembangan imajinasi dan kreativitas anak. 

Tapi, orang tua dianjurkan tetap berada di sekitar anak bermain untuk memunculkan kenyamanan dan mengembangkan keakraban anak-orang tua. Pendapat ini menekankan pada hubungan emosional anak-orang tua, bukan hanya sekedar keberadaan fisik saja.

Hubungan emosional anak-orang tua ini diyakini mampu mengembangkan kecakapan interpersonal anak, yaitu kemampuan anak menjalin hubungan positif dengan orang lain, seperti persahabatan, keakraban, kedekatan, dan  rasa percaya.


Bermain Bebas dan Kesetaraan Gender

Kebudayaan tertentu seringkali menegaskan bahwa permainan anak laki-laki dan anak perempuan sebaiknya dibedakan. Namun, dinyatakan dalam buku Play The Danish Way bahwa penting bagi anak untuk diberi kebebasan bermain, tanpa membatasinya sesuai gender. 

Alasannya adalah menghindari memunculkan stereotype sejak usia dini. Jadi, bermain bebas ala Denmark yang dikemukakan Iben tidak membatasi anak laki-laki bermain boneka atau anak perempuan bermain robotan.

Walaupun demikian, teladan sesuai dengan gender juga dianggap esensial. Anak laki-laki memiliki teladan laki-laki dewasa dan anak perempuan memiliki teladan perempuan dewasa. Tujuannya yaitu agar anak memahami keduanya saling melengkapi.


Bemain Bebas dan Pencapaian Kedewasaan Anak

Pernyataan pendidikan membantu anak mencapai kedewasaaan bukanlah hal yang baru. Orang dewasa bersama anak, mendampingi mereka, hingga anak mencapai kedewasaan.

Iben menggunakan istilah 'penopang' dalam bermain bebas. 'Penopang' membimbing dan mendampingi anak untuk 'berdiri' hingga nantinya anak mampu 'berdiri' sendiri tanpa bimbingan atau bantuan dari orang dewasa. Orang dewasa mengantarkan mereka menuju kedewasaan.

Seperti sebelumnya telah dituliskan, walaupun orang tua tidak dianjurkan untuk terlibat langsung dalam bermain bebas bersama anak, orang tua diharapkan tetap berada di sekitar anak. Orang tua sebagai 'penopang' bagi anak selama bermain bebas dan pendidikan anak secara umum.

Ada berbagai macam metode yang dapat dilakukan pada posisi sebagai penopang, misalnya melalui teladan atau pemodelan, memberi petunjuk, dan mengajukan pertanyaan pada anak ketika mereka belajar keterampilan baru.


Pendapat Saya tentang Buku Play The Danish Way . . .

Buku Play The Danish Way, seperti judulnya menekankan pada pentingnya bermain bebas bagi perkembangan anak dan bagaimana masyarakat Denmark umumnya bermain. 

Bermain bebas membuat anak berkembang holistik dengan natural. Tidak ada paksaan dan perbandingan antara anak yang satu dengan anak lainnya. Fokus bermain bebas adalah anak bahagia dan memahami dirinya lebih baik, termasuk kemampuan dan batasan diri.

Buku ini memberikan contoh-contoh relevan yang umumnya dialami sendiri oleh Iben, penulis buku Play The Danish Way. Walaupun demikian buku ini lebih banyak memaparkan teori dan contoh bermain bebas di lingkungan keluarga. Sedangkan lingkungan masyarakat dan sekolah tidak didiskusikan.

Bahasa yang digunakan pada buku Play The Danish Way akan mudah dipahami oleh berbagai kalangan karena tidak menggunakan istilah-istilah rumit. Ketika penulis menggunakan istilah khusus, penulis memberikan definisi atau makna istilah tersebut. Thank to translator yang sudah menerjemahkan buku ini dengan baik.

Akhir kata, pertanyaan ‘Apakah kamu sudah bermain hari ini?’ sebaiknya mulai ditanyakan kepada anak-anak. Karena bermain adalah bagian dari dan sangat penting bagi perkembangan anak.

Rating : 4.8/5 

Post a Comment

0 Comments