Review Buku Animal Farm - Analisis Konten Pedagogis (Spoiler Alert)

Hey, learners!  Pernah membaca novel Animal Farm? Novel ini merupakan novel satire politik yang ditulis oleh George Orwell. Konon novel ini didasari oleh Revolusi Rusia dan pengkhianatan Joseph Stalin. Pada artikel ini, saya akan menganalisis 5 isu pendidikan yang muncul dalam novel Animal Farm.

Selayang Pandang tentang Animal Farm


Animal Farm merupakan novel klasik yang ditulis oleh George Orwell. Berlatarbelakang di sebuah pertanian milik Tuan Jones, Animal Farm mengisahkan bagaimana para hewan berusaha memperoleh kemerdekaan. Mereka menyadari bahwa mereka telah diperbudak oleh manusia. Susu mereka diperah, telur mereka diambil, tenaga mereka digunakan, bahkan anak mereka pun dikorbankan.


Setelah para hewan berhasil mengusir Tuan Jones, pertanian dipimpin oleh dua babi yang dianggap paling pintar diantara hewan lainnya, yaitu Snowball dan Napoleon. Tujuh Sila yang dijadikan landasan bagi kehidupan mereka, ditulis di dinding gudang pertanian.


Sebagai pemimpin, Snowball dan Napoleon memiliki kepribadian bertolak belakang. Snowball ramah, suka berbicara, dan lincah. Sedangkan Napoleon bersifat pendiam. Snowball dan Napoleon ‘dipilih’ menjadi pemimpin karena mereka dapat membaca dan menulis dengan baik.


Selain Snowball dan Napoleon, hanya beberapa hewan yang mengenal huruf dan memiliki kemampuan membaca dasar. Sedangkan mayoritas hewan lainnya di pertanian tersebut bahkan tidak mampu menghafal alfabet. 


Ketika Snowball disibukkan dengan mengurus pertanian dan ‘membimbing’ para hewan dewasa, Napoleon lebih tertarik membina bayi-bayi anjing yang baru lahir. Dia menempatkan bayi-bayi anjing tersebut dalam ruangan yang sulit dijangkau hewan lainnya. Hanya dia yang bertanggung jawab dan berhak mengurus bayi-bayi anjing tersebut.


Di kemudian hari, bayi-bayi anjing digunakan Napoleon sebagai tentara yang membantunya menggulingkan Snowball. Napoleon menjadi penguasa tunggal dengan gaya kepemimpinan yang jauh berbeda dengan Snowball. Napoleon adalah sosok pemimpin yang ditakuti. Dia ingin dihormati dan ucapannya adalah hukum.


Perlahan Tujuh Sila pun diubah tanpa disadari hewan-hewan pertanian, kecuali kelompok Napoleon. Pendidikan hanya diberikan bagi anak-anak babi, tidak dengan kelompok hewan lainnya. Begitu pula dengan jumlah makanan dan pelayanan yang lebih menguntungkan golongan Napoleon.


Untuk review lengkap dapat dibaca pada artikel Alegori Rantai Perbudakan dalam Novel Animal Farm.


Isu Pendidikan dalam Novel Animal Farm 


#1 Isu Literasi Baca dan Tulis


Mayoritas hewan dalam novel Animal Farm tidak memiliki kemampuan baca dan tulis. Mereka mengandalkan pemimpin untuk menjelaskan informasi pada mereka. Hanya segelintir hewan yang dapat membaca. Mayoritas hewan bahkan tidak mampu menghafal alfabet. 


Dampaknya, ketika Tujuh Sila yang dijadikan dasar Filsafat Hewanisme dalam novel Animal Farm diubah, banyak hewan yang tidak menyadarinya. Misalnya, sila “hewan tidak boleh tidur di tempat tidur” berubah menjadi “hewan tidak boleh tidur di tempat tidur dengan seprai”. Lalu sila “semua hewan sama derajatnya” menjadi “semua hewan sama derajatnya, tetapi beberapa hewan derajatnya lebih dari yang lain”.


#2 Isu Motivasi Belajar


Selain terkait kecerdasan, ketidakmampuan hewan-hewan dalam baca dan tulis disebabkan keengganan mereka untuk belajar. Dalam novel dituliskan bahwa anjing mampu membaca, tapi mereka tidak tertarik untuk membaca. Lalu ada kuda yang lebih memilih menggunakan waktu bekerja di lahan dibandingkan belajar membaca. Ada pula kuda yang belajar menulis, tapi hanya ingin belajar menulis namanya sendiri.


Walaupun pada awalnya disediakan kelas untuk para hewan belajar membaca, hanya segelintir hewan yang mau dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini terjadi bahkan sebelum Napoleon melarang hewan selain babi untuk belajar dan mendapatkan pendidikan.


#3 Isu Pendidikan Anak


Ketika Snowball menjadi pemimpin di Pertanian Hewan, dia membuat kelas baca dan tulis bagi hewan dewasa. Isu yang dihadapi beragam, seperti dikemukakan sebelumnya, yaitu kecerdasan hewan yang berbeda dan motivasi belajar yang rendah. Walaupun rencana pembelajaran Snowball memiliki hasil positif, yaitu banyak hewan yang mulai memiliki kemampuan literasi dasar, tapi masih lebih sedikit dibandingkan yang tidak cakap.


Di sisi lain, Napoleon fokus pada generasi muda. Dia mengambil anak-anak anjing untuk dibina secara pribadi olehnya. Anak-anak anjing tumbuh dengan kecerdasannya. Mereka juga patuh pada perintah Napoleon. Tidak melanggar aturan yang dibuat oleh Napoleon.


Pada peristiwa tersebut terlihat bahwa pendidikan anak sangatlah penting. Napoleon dengan sengaja mengambil anak-anak anjing karena mereka akan lebih ‘mudah’ dibina karakternya sesuai dengan harapan Napoleon. Berbeda dengan hewan dewasa yang telah terbentuk karakternya.


Walaupun Napoleon dalam novel Animal Farm memiliki tujuan pribadi, yaitu membina agar mendapat bantuan dalam merebut kekuasaan, kita harus mengakui bahwa rencananya memilih ‘mendidik’ generasi muda merupakan rencana yang brilliant.


#4 Isu Keterampilan Berpikir Kritis


Dalam novel Animal Farm, mayoritas hewan menjadi blind followers bagi pemimpin mereka, khususnya seekor kuda bernama Boxer. Boxer dikisahkan memiliki tenaga setara dengan beberapa ekor kuda. Sayangnya, kecerdasannya berbanding terbalik dengan kekuatan fisiknya.


Ketika dipuji akan kekuatannya, Boxer akan bekerja lebih giat hingga menanggung tugas hewan-hewan lainnya. Dia tidak pernah membantah pemimpinnya, bahkan ketika dia merasa ada yang janggal dari perilaku atau ucapan pemimpinnya. Slogan Boxer adalah “aku akan bekerja lebih keras" dan "Napoleon selalu benar”.


Kematian Boxer menjadi satu dari beberapa adegan tragis di novel Animal Farm. Boxer yang semakin menua terus menggunakan kekuatan fisiknya di luar batas kemampuannya. Hingga suatu ketika dia tidak mampu lagi dan secara implisit diketahui bahwa Boxer dijual ke tukang jagal kuda.


Kisah Boxer seharusnya menyadarkan kita bahwa keterampilan berpikir kritis sangatlah penting. Keputusan yang kita ambil atau tindakan yang kita lakukan tidak boleh hanya berdasarkan ucapan orang yang kita anggap memiliki status lebih tinggi. Kita tetap harus mempertimbangkan atau menguji kebenaran ucapan tersebut.


#5 Isu Privilege dalam Pendidikan


Isu privilege sangat terasa sepanjang novel Animal Farm. Golongan babi yang dianggap memiliki kecerdasan lebih tinggi dan kecakapan lebih baik dibandingkan hewan lainnya mendapat banyak sekali privilege.


Mereka dianggap sebagai golongan pekerja yang ‘memeras otak’, sehingga lebih membutuhkan kenyamanan dibandingkan golongan pekerja fisik. Kelompok babi mendapat makanan lebih banyak dan tempat tidur yang lebih nyaman. Walaupun hewan lainnya, misalnya kuda, menguras lebih banyak tenaga dibandingkan mereka.


Kenyamanan yang didapatkan membuat golongan babi terpenuhi kesejahteraan fisik dan psikisnya, sehingga mereka mampu tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan hewan lain di pertanian tersebut.


Ketika anak-anak babi lahir, mereka mendapatkan pendidikan yang tidak didapatkan anak hewan-hewan lainnya. Karena Napoleon mengatakan hanya anak babi yang berhak mendapatkan pendidikan. Mereka dididik langsung oleh Napoleon. Sama halnya dengan induk mereka, kebutuhan anak-anak babi pun terjamin.


Kita dapat membayangkan ketika hal ini berlangsung dari generasi satu ke generasi lainnya, maka kelompok babi dapat dipastikan tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan kelompok hewan lainnya. Privilege demi privilege mereka dapatkan. Sedangkan golongan hewan lain akan semakin terpuruk.


Ini merupakan isu pendidikan yang seringkali kita temui sekarang, misalnya pada keluarga ekonomi rendah atau orang tua dengan pendidikan yang tidak mumpuni. Rantai kesenjangan pendidikan harus diputus, sehingga hak mendapatkan pendidikan dapat dinikmati oleh semua golongan.


Post a Comment

0 Comments